nyata-nyata cerita fiksi

9:42 AM
Ia pernah membaca dan mendengar nasehat mengenai hal yang ini. Pertama dari saudarinya berupa pesan singkat di Facebook yang berisi sebuah link. Dan selebihnya adalah canda-canda dari saudaranya yang walaupun ringan namun benar isinya. Dan hari ini, disela-sela obrolan hangat bersama seorang ikhwan dalam sebuah acara di lab fakultas ekonomi Tokyo lantai dua, Kunisada kembali mendapat nasehat yang datang bagai tanparan -mengutip istilah Manager Informasi LSK- tetap diwajahnya. Bukan sebagai nasehat langsung dari seseorang, melainkan ibarat nasehat langsung dari Pencipta orang-orang.

Kunisada kunisada. Kunisada yang pertama adalah nama keluarga, sedang Kunisada yang kedua adalah nama panggilan. Seperti layaknya orang Jepang, Kunisada tak memiliki nama tengah. Karena sama persis maka Kunisada Kunisada akan terlihat sungguh apik jika ditulis dalam huruf Kanji.

Obrolannya terhenti sesaat karena ia dan akh Romadhon –secara hampir bersamaan- menundukkan kepala dan bahu pertanda memberi penghormatan kepada seorang akhwat yang mau lewat. Namun beberapa detik setelah itu justru mereka mendengar sapaan yang begitu asing didengar.

“Salam Facebook”

Ya, memang sang akhwat mengucapkan kata-kata tersebut. Akh Romadhon hanya tersenyum dengan senyum khasnya ketika mendengar perkataan sang akhwat. Namun Kunisada benar benar terkejut, seperti terkejutnya ia ketika melihat Gerbang Merah terkunci pada hari pertamanya kuliah yang berarti “kau tak akan bisa masuk kali ini” beberapa tahun yang lalu. Seakan tak percaya ia lalu menanyakan nama sang akhwat kepada akh Romadhon karena ia tak sempat mengamati wajah akhwat itu.


Dengan sedikit penekanan Akh Romadhon Apdani yang memiliki nama asli Amane Adachi memberitahukan nama sang akhwat. Adachi justru tak percaya bahwa Kunisada tak mengenal akhwat itu, tapi ia urungkan niat untuk menjelaskan lebih lanjut karena masih sibuk dengan apa yang dipikirkannya. Akhwat tersebut adalah kakak kelasnya yang seingatnya tidak pernah menegur selain dengan salam -Assalamualaikum- dan atau langsung menyebut namanya. Tetapi kenapa kali ini beliau justru menegurnya dengan kata “Salam Facebook”? Pertanyaan itu terus terngiang di kepala Kunisada.

Pikirannya terus berkutat akan hal tersebut sampai ia turun ke lantai dasar gedung berlantai banyak itu. Dengan berjalan kaki ia menyusuri bundaran Facultas ekonomi yang tepat berada di samping gedung General Library yang besarnya melebihi gedung fakultas tempat diadakannya acara seminar Financial Revolution yang baru saja ia ikuti. Kusinada mulai mencari-cari jawaban dari pertanyaan “kenapa” yang dari tadi berusaha dipecahkannya sambil terus berjalan lurus bersama Adachi. Tanpa disadari ia sekarang telah berada di depan bangunan berwarna merah berupa pintu gerbang ala Jepang yang biasa dikenal dengan nama The Red Gate University of Tokyo. Kusinada terbengong bengong sejenak tidak sadar akan posisinya sekarang.


Namun tentu saja ia langsung sadar kembali begitu dikejutkan dengan cara spektakuler oleh Adachi yang membuatnya terlonjak gelagapan. Pikirannya masih tak bisa lepas dari pertanyaan itu. Ini menjadi masalah yang tidak sepele karena ia tau bahwa –baik sengaja ataupun tidak- panggilan tersebut telah menterjemahkan kondisi dirinya saat ini. Ia ingat betul bahwa

“Seseorang akan dikenal dengan apa yang biasa ia lakukan, yang biasa bersedekah akan dikenal dengan sedekahnya, yang biasa menolong akan dikenal dengan pertolongannya”

Lalu apakah ini berarti bahwa ia, Kunisada mulai dikenal dengan kegemarannya mengakses situs jejaring sosial itu?



gambar :
http://fukutake.iii.u-tokyo.ac.jp/english/images/fclt_ne-akamon-01b.png
http://www.e.u-tokyo.ac.jp/utipe/images/map.gif
Read On 3 comments

menyesal

6:36 AM
Astagfirullah hari ini dah ngelanggar SOP pribadi …………………….
Read On 3 comments

Kesetiaanku

11:32 AM
Halah bingung cari judul yang tepat. Yang jelas ni perkara penting jadi rela ngelembur buat nulis artikel ini, khawatir kalo ditunda-tunda keburu pindah alam nantinya.
Bicara tentang kesetiaan bakal ngga terlalu jauh ama sahabat yang satu ini. Bliau dipilih langsung oleh Rosululloh untuk suatu tugas penting karena kesetiaannya yang telah teruji dan terbukti, Lanjutkan…! ^_^

Tugas itu adalah menemani Rosul untuk berhijrah. Dialah Abu Bakar Ash Siddiq orang yang timbangan keimanannya sendiri lebih berat daripada timbangan keimanan seluruh umat islam jika disatukan. Seorang pembesar yang memiliki keilmuan mendalam tentang seluk beluk silsilah keluarga di jazirah arab ini diakui memang memiliki kesetiaan yang paling tinggi. Dan dari kesetiaan ini pulalah bliau mendapat gelarnya.



Atau dalam dunia kontemporer mungkin pernah mendengar tentang sebuah Kota bernama Santa Ana di California yang merupakan rumah bagi ratusan penduduk asli Kamboja, sebuah kelompok masyarakat yang tiba sekitar 30 tahun silam setelah menyelamatkan diri dari wilayah Khmer Rouge. Ini juga merupakan bukti dari sebuah kesetiaan. Kesetian mereka terhadap Islam hingga harus terusir dari negeri mereka sendiri.

Dua cerita di atas barulah setitik dari luasnya samudra kisah yang telah ditorehkan dalam sejarah perihal kesetiaan seorang muslim. Dan dari sini kita dapat mengambil hikmah betapa kesetiaan itu akan selalu beriringan dengan kehormatan dan balasan yang berlipat ganda. Maka dari itu adalah penting bagi kita untuk mengasah kesetiaan ini, menguatkannya dan terus meningkatkannya agar dapat berdiri tegap ketika datang terpaan badai fitnah yang pasti adanya.

lambang kesetiaan

Bolehlah kiranya sekarang, kita sedikit melihat sejarah kelam kesetiaan yang tercabik setelah melihat torehan kemuliaan kesetiaan yang kokoh di atas. Mari kita kembali mengingat sebuah pembicaraan antara serang murid kepada guru tentang itikadnya untuk mengundurkan diri dari amanah yang diembannya selama ini. Sang guru diam dan mendengarkan lalu menjawab hanya beberapa patah kata saja. Dan lantas masalah itu pun terkuak dengan sendirinya. Imam Syahid membiarkan al akh tersebut meninggalkan barisan dakwah karena pertukaran yang dilakukannya sendiri dengan jabatan sebagai menteri dalam kabinet pemerintahan negara Mesir yang telah jelas-jelas menentang dakwah Islam.

Atau sedikit maju kedepan disaat pemberangusan para mujahid secara besar besaran. Mereka dibantai atau dipenjarakan. Itulah sejarah pekat sarat kehinaan bercerita tentang penghianatan seorang anggota pasukan khusus Ikhwanul Muslimin. Yang bahkan tidak seorangpun meragukan kesetiaannya namun seperti mimpi justru berbalik dan menikam dari belakang. Ia membantai barisan para qiyadah dan memenjarakan sebagian besar yang lain hingga tidak ada tempat berbaring di dalam penjara Mesir dikarenakan penuh sesak oleh ramainya orang yang saling berdesakan.

Dan kemudian satu fakta lagi yang benar benar baru saja terjadi yang mungkin sebagian dari kita juga telah mendengar kabarnya adalah pertukaran antara amanah dengan uang sebesar 100 juta ditambah dengan sebuah mobil. Seorang dengan kualitas yang amat dipercaya dapat terperdaya oleh harta. Dan itulah namanya dunia, begitu hijau dan menggiurkan
Fakta fakta itu begitu menyentak hati dan menyakitkan. Sebuah ironi bahkan lebih menyerupai kepandiran. Betapa kesetiaan itu dapat mahal hingga tak ternilai atau menjadi murah hingga tak berharga.

Dan bagi kita wajiblah untuk berlindung dari segala fitnah penghianatan. Segera lakukan pembenahan di sana sini. Tancapkan pondasi kesetian pada ranah yang benar. Jaga terus kekokohannya dengan sering sering dipantau dan atau berucap janji setia di depan Pencipta Kesetiaan.

Lalu jika ditanya berapa harga kesetiaanmu saat ini? Apakah seratus juta ditambah mobil sudah cukup pantas sebagai pertukaran. Lima ratus juta? Atau mungkin satu milyar mampu membelinya? Mengenai jawaban pasti akan hal itu tentu masing masing pribadi lebih paham. Akan tetapi sebuah pengajaran telah disampaikan bahwa kesetiaan kita terhadap Ad Din ini hanya sebanding dengan keridhoan beserta syurga Nya, maka cobalah untuk melakukan pertukaran yang lebih baik jika engkau bisa.
Read On 0 comments

Udah tahu, tapi sering lupa

11:23 PM
Pernahkan anda merasakan sebuah penurunan. Tidak perlu dijawab karena jawabannya adalah pasti, pasti pernah. Yups, semua manusia pasti pernah merasa penurunan setelah peningkatan karena hal itu adalah sunnatulloh. Nah yang menarik adalah metode pengelolaan penurunan itu agar tidak terlampau jauh dari keadaan sebelumnya lalu mengiringinya dengan peningkatan yang mampu melampaui atau setidaknya bisa berimbang dengan penurunan yang telah terjadi.

Lalu selanjutnya adalah, apakah yang menyebabkan penurunan tersebut? Mungkin anda berfikir bahwa ini merupakan pertanyaan dengan “seribu jawaban”. Atau setidaknya, ada banyak kemungkinan jawaban yang bisa diberikan. Nah untuk menyederhanakannya maka mari kita mencoba mencari cari sebuah kesimpulan dari pertanyaan tersebut ^_^

Dan sekarang ayo kembali mengingat sejarah kenabian yang telah kita hapal. Coba awali dengan kemunculan Islam, kemudian perjuangan rosululloh, berbagai cobaan yang mendera berbagai peperangan dan kemenangan. Kemudian rosululloh wafat hingga tampuk kepemimpinan beralih ke khulafaurrasyidin. Pembangkangan, penghianatan, kejayaan, perluasan besar besaran, perang saudara, kematian, dan tentu kemuliaan silih berganti mewarnai lembar sejarah itu. Selanjutnya Ad Din ini melaju melampaui jazirah arab menyeberang ke berbagai benua, mem-Islam-kan bumi ini. Kesatria-ksatria agama ini telah menorehkan kegemilangan yang dikagumi siapapun yang mengetahui kegemilangan tersebut, walau musuh sekalipun.

Nah dari perjalanan panjang Ad Din ini, ada semacam trend yang dapat kita lihat. Yaitu tentang penyebab kegemilangan yang berhasil diraih dan penurunan yang pernah dirasakan itu. Secara jelas sudah terlihat bahwa berbagai kegemilangan tersebut hadir dikarenakan Islam itu sendiri. Yaitu karena pada pejuangnya benar benar dekat kepada Robbnya. Mereka benar benar menjadikan Ad Din ini sebagai darah bagi kehidupan mereka. Mereka menjalankannya dengan total.

Dan jika pertanyaan “seribu jawaban” di atas kembali diajukan di sini maka bisa jadi pertanyaan itu menjadi pertanyaan “satu jawaban”. Yups, tepat sekali, bisa jadi penyebab penurunan itu cuma satu, dan kita sudah tau akan hal ini sebenarnya, yaitu semakin jauhnya kita dari Ad Din ini. ^_^
Read On 1 comments

HENGPONG - waduh afwan

3:46 AM
Wah barusan dapat sentilan dari seseorang perihal niru abis kata-kata beliau seenaknya.

Awalnya ngga ngeh sih tapi setelah dibaca komennya trus dipelajari ternyata memang benar juga. Dan wal hasil (pemborosan kata “dan”) saya pun mendapat tambahan ilmu baru. Nah biar lebih bermanfaat saya akan posting lagi di sini biar pembaca bisa meneguk kesegaran ilmunya juga. Insya Allah ngga pake diubah ubah karena langsung sumbernya yaitu ustsarwat.com

Berikut postingan singkat itu :

Assalammu''alaikum wr wb

Ust.Ahmad, saya ingin bertanya...
Pernah saya dengar jika Hak Cipta adalah milk Allah SWT. Apakah benar Hak Cipta hanya milik Allah SWT? Jika benar, bagaimana dengan para pembajak?
Syukron atas jawabannya..
jawaban

Assalamu ''alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Istilah ''Hak Cipta'' memang agak sedikit salah kaprah, sebab istilah ''cipta'' punya kesan kuat sebagai wilayah kekuasaan Allah SWT. Mungkin yang agak tepat malah istilah dalam bahasa Inggrisnya, yaitu ''copyright''.

Seharusnya terjemahnya menjadi ''hak untuk mengkopi, memperbanyak atau memproduksi secara massal, ''. Dan bukan hak untuk ''menciptakan'', karena penciptaan adalah hak Allah SWT. Manusia tentu saja tidak bisa mencipta.

Namun karena istilah ''hak mengkopi'' sangat aneh di telinga kita, maka untuk selanjutnya kita sebut saja dulu dengan bahasa aslinya, yaitu copyright. Dan copyright ini juga bukan ke balikan dari ''copyleft''.

Dasar Masyru''iyah

Kalau kita lihat dalam berbagai literatur fiqih klasik, rasanya sulit bagi kita untuk menemukannya. Barangkali karena ''urf di masa lalu belum lagi mengenal kekayaan dalam bentuk itu.

Seiring dengan ditemukannya mesin cetak yang bisa membuat copy secara massal, lalu diikuti dengan mesin-mesin pengganda lainnya, maka apa yang pernah ditulis, digagas atau ditemukan oleh seseoang tiba-tiba langsung menyebar ke berbagai tempat.

Sejak itulah muncul pihak-pihak yang bisa mendapatkan keuntungan berlipat hanya dengan menggandakan, sementara penulis aslinya malah tidak mendapat apa-apa, kecuali sekedar pengakuan.

Lalu ''urf berubah, sesuatu yang awalnya hanya sekedar kekayaan dalam bentuk maknawi, kemudian sudah berubah menjadi kekayaan dalam bentuk mali (harta). Inilah kemudian yang mendasari pada ulama di masa kontemporer untuk memasukkan copyright sebagai hak kekayaan harta.

Maka pada tanggal 10-15 Desember 1988, Majma` Al-Fiqh Al-Islami pada Muktamar kelima di Kuwait telah menetapkan bahwa copyright adalah bagian dari hak kekayaan seseorang. Berikut ini adalah terjemah dari keputusan tersebut:

Keputusan No. 43 (5/5)
tentang Hak-hak Maknawiyah

Majelis MAjma'' Fiqih Islami International dalam muktamar rutin kelimanya di Kuwait dari 1 s/d 6 Jumadil Ula 1409 H/ 10-15 Desember 1988 M, setelah mengkaji beberapa makalah dari para ulama dan para ahli tentang hak-hak maknawiyah, serta setelah mendengar diskusiyang terkait dengan hal itu,

Menetapkan sebagai berikut,

Pertama: nama usaha, merek dagang, logo dagang, karangan, dan penemuan, adalah termasuk hak-hak khusus bagi pemiliknya. Dan di masa sekarang ini telah bernilai sebagai harta kekayaan yang muktabar untuk menjadi pemasukan. Dan hak ini diakui oleh syariah, sehingga tidak dibenarkan untuk melanggarnya.

Kedua: dibenarkan untuk memperjual-belikan nama usaha, merek dagang, atau logo dagang itu, atau mempertukarkannya dengan imbalan harta, selama tidak ada gharar, penipuan dan kecurangan. Karena dianggap semua itu adalah hak harta benda.
Ketiga: hak atas tulisan, penemuan dan hasil penelitian terlindungi secara syariah, para pemiliknya punya hak untuk memperjual-belikannya, dan tidak dibenarkan untuk merampasnya.
* * *
Apa yang telah dijadikan keputusan oleh Institusi ini, sebelumnya juga telah menjadi pendapat Dr. Said Ramadhan Al-Buthi. Ulama besar Syiria insebelum juga telah menetapkan copyright sebagai bagian dari harta kekayaan milik seseorang yang wajib dihargai dan haram untuk diambil begitu saja.

Sehingga masalah copyright ini tidak bisa dianggap sepele, karena menyangkut kerugian harta pada diri orang lain.

Bahkan dalam syariat Islam, tidak dibedakan apakah hak itu milik muslim atau pun non muslim. Sebab Rasulullah SAW telah menjamin bahwa setiap muslim adalah seorang di mana orang lain akan selamat dari lisan dan tangannya.

Maksudnya, seorang muslim itu tidak akan merugikan orang lain, baik dengan mulutnya seperti fitnah, tuduhan, kedustaan, atau pun juga dari tangannya, seperti pencurian, perampokan dan juga menyabotan hak kekayaan intelektual.
Wallahu a''lam bishshawab, wassalamu ''alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc

OK itu aja, semoga bermanfaat.
Read On 1 comments

Dapat Award

2:56 AM
alhamdulillah, blog ini dapat award pertamanya.

Sukron buat ukhti Dini yang udah memberikan award ini. Setelah melihat kriterianya, saya terkejut dan malu sendiri, waduh kok bisa saya yang kepilih. Tapi semoga saja award ini bisa jadi pengingat betapa pentingnya kita untuk bersikap care sama 'kelangsungan' hidup saudara kita (mengutik langsung istilah ukhti Dini). Setidaknya jangan pernah sungkan untuk berbagi dan saling mengingatkan, karena memang seperti itulah Ad Din ini.

Ad Din adalah nasihat


Ok sekali lagi sukron atas Thekupu Award nya ya ukhti Dini :D


Read On 0 comments

Hatiku Hatimu

5:30 AM
Kita telah berulang kali dikabari agar membiasakan diri untuk mempertajam kepekaan hati. Tidak dengan membicarakannya atau hal hal sejenis itu. Namun dengan menghindarkan dari berbagai perbuatan dosa yang mampu menutupi permukaan hati dengan bercak bercak hitam. Bercak bercak dosa tersebut akan menghalangi cahaya Allah untuk masuk ke dalam diri kita.

Ingatlah peringatan yang diberikan kepada kita bahwa sesungguhnya dosa dosa kecil itu sungguh melenakan. Walau tidak besar namun jika dilakukan berulang ulang maka akan berdampak mengejutkan. Jangan bertanya kapan anda akan terkejut. Karena saya rasa keterkejutan itu akan hadir kelak bukan di dunia ini. Tetapi muatan penting dari nasihat tersebut adalah agar kita senantiasa mengevaluasi diri, setiap detik waktu kita, setiap ragam tingkah kita.

Memang sekilas hal ini bukan perkara besar atau sering diremehkan. Maksud saya dengan diremehkan adalah didengarkan lalu tidak dilakukan. Atau melakukan dengan gencar pada satu waktu lalu meninggalkannya pada waktu yang lain. Terlihat remeh itulah tantangan sebenarnya dalam beramal. Dalam amal yaumiyah yang sudah umum dilakukan, kita dianjurkan untuk bermuhasabah diri setiap harinya. Lalu contoh dari Rosululloh berupa membiasakan diri dengan beristighfar adalah bentuk lain yang lebih dahsyat daripada itu. Dengan begini maka ada sebentuk anugerah berupa kebersihan hati seorang mukmin yang akan kita rasakan.


Hati yang didamba adalah hati yang bergetar ketika mendengar nama Illahnya. Lalu memiliki kekuatan yang sungguh besar untuk menghindarkan pemiliknya dari berbagai kebodohan yang biasa dilakukan oleh manusia. Hati ini tidak akan tinggal diam. Bahkan sebelum kita memasuki area abu abu, hati yang bersih akan mengingatkan dengan peringatan yang jelas. Apatah lagi bila kita bicara mengenai area yang jelas-jelas berwarna hitam. Benarkah ada yang tidak ingin memiliki hati selembut ini.

Tahukah anda bahwa dosa akan membawa kegelisahan? Sadari bila ada kegelisahan yang menghampiri maka bersegeralah untuk beristighfar dan mengevaluasi diri. Jangan mulai atau mencoba untuk mengabaikan kegelisahan ini. Adalah akhir yang buruk bila hati menjadi hati yang beku, menjadi keras dan tak mampu merasa. Berlindunglah kepada Allah agar dihindarkan dari malapetaka kebekuan hati.

Seorang mukmin memang memiliki ciri khas berupa hati yang lembut. Mereka mampu merasakan apa apa yang tidak mampu dirasakan oleh manusia lainnya. Dengan hati itu mereka lebih dekat kepada Robb mereka. Dan dengan hati itu pula mereka dimuliakan di dunia dan dimuliakan di akhirat.
Read On 0 comments

Mimpi Gue Nih

6:23 AM
“Tuliskan mimpimu dengan pensil dan berikan penghapusnya pada ALLAH…izinkan DIA menghapus bagian yang salah dan menggantikannya dengan sesuatu yang lebih indah….”

Wow subhanallah tulisan ini begitu menginspirasi

Beberapa hari yang lalu saya berjanji kepada yang saya hormati Dini Haiti Zulfany untuk membahas kalimat di atas. Nah saya harap dengan postingan ini janji saya dapat tertunai dan tentunya dapat bermanfaat buat beliau serta buat pembaca yang laen.

Sejatinya saya sungguh sangat setuju dengan tulisan ini, namun memang ada yang dikhawatirkan khususnya perihal penghapus yang dimaksud dalam kalimat tersebut. Sebab akan sangat fatal jika mendefinisikan penghapus sebagai sebuah perintang atau kegagalan yang dialami. Bahkan apabila kegagalan tersebut terjadi berkali-kali. Karena justru jalan kebenaran adalah jalan penuh rintangan, dan tidak dapat disebut jalan kebenaran jika tidak terdapat rintangan dalam menjalaninya.


Maka, saya pribadi mengusulkan untuk mendefinisikan penghapus sebagai aturan Allah yaitu Al Quran dan Hadits. Nah dengan sangat pasti aturan Allah akan menghapus segala mimpi yang mampu diimpikan oleh seorang muslim jika memang tidak sesuai dengannya.

Sebuah mimpi (baca : cita-cita) harus dikejar dengan sekuat tenaga bahkan dengan nyawa sekalipun. Untuk itu kita tidak boleh sembarangan dalam menentukannya. Saya tidak perlu menjelaskan mimpi apa yang paling layak bagi seorang muslim karena saya yakin dengan pemahaman masing-masing anda dapat mendefinisikannya. Nah apabila dalam perjalanan terjadi suatu peristiwa yang sungguh di luar rencana, maka kita jangan sampai menjadi orang yang lemah yang berkata, “Wah ini memang kehendak Allah sebaiknya kita mencari mimpi yang lebih sesuai, ini ketentuanNya kita bisa berbuat apa”


Sebaliknya kita justru harus berkata, “saya tidak akan menyerah, mimpi saya harus terwujud”

Ya anda tidak salah baca, memang saya menulis kata “harus” disitu. Hal ini tidak akan menjadi hal yang benar jika anda tidak terlalu yakin akan kebenaran mimpi anda tersebut. Karena memang tidak terlalu pintar jika ada seseorang yang ragu akan kebenaran mimpi(sekali lagi baca : cita-cita)nya sendiri. Untuk itu adalah sebuah keharusan untuk membuat mimpi dengan landasan yang kuat dan tak tergoyahkan yaitu Al Quran dan Hadits.

Nah jika itu yang anda lakukan maka tidak akan ada lagi pernyataan dalam diri “wah kenapa banyak sekali rintangan, mungkin memang Allah tidak menginginkan saya mencapai mimpi ini”, sekali lagi pernyataan ini benar benar tidak pintar. Jangan sampai anda menyatakan pernyataan yang sama. Tidak ada kata henti atau pun sejenisnya bagi kebenaran. Jadi pastikan bahwa mimpi yang ingin anda capai tersebut adalah benar.

Memang kita harus menyediakan ruang bagi ketentuan Allah yang dengan pasti lebih baik bagi kita walaupun berbeda dengan perencanaan. Namun hal tersebut membuka ruang evaluasi ditataran perencanaan, bukan pada hal fundamental seperti pengganti arah perjalanan yaitu mimpi itu sendiri. Oleh karena itu entah kali keberapa saya mengingatkan ini kepada anda, “JANGAN SEMBARANGAN MEMBUAT MIMPI”, pastikan mimpi anda adalah benar adanya lalu perjuangkan hingga harus berkorban nyawa sekalipun bahkan lebih dari itu jika bisa. OK mungkin cuma ini yang bisa saya dituliskan sementara ini, mohon masukannya jika ada yang memiliki konsep yang berbeda.

Smangat Menggapai Mimpi ^_^
Read On 1 comments

Menulis gaya Big Fat Liar

7:12 AM
Stop, jangan tanya mengapa judulnya aneh sangat hehehe ^_^

Tahukah kamu suatu ciri yang pasti dimiliki oleh seorang muslim? Oke baiklah, memang banyak sih ciri seorang muslim, tapi maksud saya adalah ciri khas gitu lho, yang jika seorang muslim ngga memiliki ciri ini maka ke-muslim-annya bisa diragukan. Apa hayo?

Kalo ditransliterasi dari bahasa inggris maka jadinya adalah “onist” namun dalam bahasa kita adalah jujur. Wih jangan terkejut ya, memang bener banget kalo seseorang yang ngga memiliki sifat jujur dalam dirinya maka ia ngga bakal masuk golongan orang Islam. Nah udah tau kan kenapa judul artikelnya kek gitu?


Dubrak, masih blom tau juga?

Baiklah saya akan coba bersabar hehehe

Big Fat Liar adalah sebuah film yang di satu sisi bercerita tentang seorang lelaki berukuran kecil (baca : bocah) yang memiliki kemampuan berbohong luar biasa hingga mempu memanipulasi banyak hal. Namun disisi lain juga menceritakan betapa pentingnya sebuah kejujuran dan perjuangan untuk menghargainya.

Nah dari sini kita akan coba menerapkannya dalam trik menulis. Yaitu menulis dengan jujur. Memang terlihat sederhana, namun terkadang jadi sedikit menggoda untuk diabaikan. Kemampuan untuk menulis dengan jujur akan memberikan ruh pada setiap tulisan yang dihasilkan. Menjadikannya semakin bermakna mungkin dikarenakan keberkahan di dalamnya. Ini terkait erat dengan kemampuan seseorang menilai dirinya sendiri dan juga memberikan penghargaan terhadap diri pribadi. Dan tentu tidak diragukan akan berujung pada keimanan yang sangat mendasar seperti yang telah disampaikan sebelumnya.

Pernah membaca sebuah artikel yang ngga berasa? Nah bisa jadi tu artikel ditulis dengan setengah hati, ditulis dengan sembarangan atau malah ada sedikit ketidak jujuran di dalamnya. Ingatlah ketidak jujuran bak nila yang mencampuri susu. Ia akan merusaknya. So buat para menulis muslim mesti pandai pandai jaga diri dalam hal menuangkan makna dalam tulisan. Karena menurut pengalaman pribadi nih, adaaaaa aja godaan pada sudut sudut tertentu dalam tulisan untuk memberikan sedikit bumbu menyedap hehehe. Tapi percaya deh sedikit kekurangan dalam tulisan ngga akan jadi lebih baik jika dibumbui dengan ketidakjujuran, wokeh?

Emang sih ada istilah Deklarasi Kebodohan dalam seni menulis yang biasa terjadi pada penulis pemula seperti saya ini hehehe. Hal ini terjadi memang karena dangkalnya ilmu si penulis. Tapi menurut saya pribadi nyang seperti ini ngga boleh bikin kita surut semangat. Justru mestinya dijadiin pembelajaran, gitu toh? Bikin kita semakin giat menulis, semakin giat belajar agar ngga terus terusan bikin Deklarasi Kebodohan.

Jika kita menulis dengan jujur, maka tidak ada alasan untuk malu. Jika kita telah melakukan yang terbaik maka bukankah itu akan jadi hal yang bermanfaat untuk banyak orang? So ayo tingkatkan semangat menulismu dan berkaryalah untuk dirimu kemudian untuk orang lain.

Oke deh segini dulu, jangan terlalu panjang ntar males bacanya. ^_^
Read On 2 comments

Si Rendah Hati

2:22 AM
Sebuah inspirasi yang diambil dari buku Jamil Az Zaini ternyata begitu bernilai untuk disimpan sendiri. Berbicara tentang air yang begitu berharga bagi kehidupan yang mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang rendah dan akan selalu seperti itu. Begitu pulalah kita seharusnya.

Rendahkanlah hati di depan manusia maka anda akan merasakan ilmu yang mengalir deras ke dalam wadah ilmu milik anda. Semakin merendahkan hati maka semakin banyak pula yang akan anda dapat. Lihatlah samudra yang menampung limpahan air tempat sumber kehidupan berbagai makhluk termasuk manusia. Itu karena samudra berada lebih rendah bahkan paling rendah hingga seluruhnya mengalir ke samudra.

Orang yang tinggi hati tidak akan banyak mendapat manfaat dari sekitarnya. Orang akan senang memberikan apapun baik ilmu maupun hal yang lain kepada orang yang rendah hati. Dan mereka akan meninggalkan si tinggi hati.

Ingin jadi manusia berisi, maka jadilah si rendah hati
Read On 0 comments

Gue SIbuk Nih

8:03 PM
Apakah anda orang yang sibuK? Atau bahkan super sibuk?

Jika ya, maka anda harus sedikit lebih waspada karena tidak cukup banyak alasan yang benar untuk menjadi sibuk atau malah super sibuk. Ok sebelum anda mulai mencari-cari alasan itu dan sebelum anda menemukannya mari kita menyimak dua hal ini.

Pertama, coba pastikan setiap usaha atau apapun yang anda lakukan adalah dalam rangka mencapai tujuan dan selebihnya bisa anda pikirkan untuk tidak dilakukan. Anda mungkin terkejut setelah mengevaluasi apa-apa yang anda lakukan dalam sehari ternyata tak lebih dari 20% yang benar benar membuat anda lebih dekat pada tujuan. Setelahnya melakukan evaluasi mungkin anda akan berfikir ulang untuk menjadi sibuk.

Kedua, bisa jadi apa yang anda lakukan benar benar tidak pintar, maaf maksud saya tidak cerdas. Kerja cerdas akan menjauhkan kita dari kata sibuk. Setidaknya anda mampu menghasilkan lebih banyak dengan kerja yang lebih sedikit. Kerja keras tidak akan terasa begitu keras jika dilakukan dengan cerdas.

Apakah sejauh sejauh ini anda mengerti dan dapat melakukan saran saran di atas? Jika ya maka itu sangat bagus. Tapi jika tidak, saya takut masalahnya adalah anda belum memiliki tujuan yang ingin dicapai.

Yah tapi ini hanyalah saran dari saya. Bisa benar bisa saja salah tentunya. Namun saya sangat berharap dapat memberi manfaat yang banyak buat anda. ^_^
Read On 0 comments

Tinggalkan Pesanmu

Followers


The Fellowship of Blog

Recent Posts

Recent Comments