Hilang tapi tidak merasa kehilangan

Labels:

Pernahkah anda merasa kehilangan? Mungkin sebagian dari kita malah menjawab sering, hehehe. Ada yang hanya karena lalai namun ada juga yang memang terkait dengan orang lain (pencuri, pencopet dan yang mirip seperti itu).  Lalu ada apa dengan rasa kehilangan? Dan buat apa kita membahas hal ini?

Wah iya juga ya, kita seharusnya tidak membahas hal hal yang tidak penting J

Tetapi setelah direnungkan ternyata hal ini bisa jadi penting, terkait dengan tindakan yang mengiringi rasa kehilangan tersebut. Kita sudah barang tentu pernah melihat bagaimana seseorang yang kecewa ataupun marah karena barang yang dimilikinya hilang. Atau bahkan pada kasus seperti kebakaran dan atau bencana lainnya mereka sampai menangis meraung raung, tenggelam dalam kesedihannya sendiri. Tetapi kita juga mungkin pernah melihat bahwa ternyata didalam gelombang kesedihan seperti itu terkadang kita dapat menemukan orang yang mampu tegar  dalam menghadapinya. Nah, semakin menarik bukan? Mengenai perbedaan ini tentu jadi hal yang menarik untuk dibahas.

Menurut anda apa yang membedakan kedua orang tersebut?

Sampai di sini mungkin masih bingung ya menjawab pertanyaan di atas ^_^

Baiklah ada satu hal pokok yang menjadi kunci itu semua yaitu :

R.A.S.A    M.E.M.I.L.I.K.I

Ya, tepat. Semua rasa kehilangan berpangkal dari sebuah rasa memiliki. Ini merupakan hukum sebab akibat yang telah digariskan. Dan secara pasti rasa memiliki pada masing masing pribadi akan sesuatu, berbeda kadarnya menyesuaikan pemahaman, kepribadian dan lain sebagainya.

Dari sini pembahasan kita akan beralih pada rasa memiliki. Pada dasarnya rasa memiliki sesuatu tidak berdampak buruk sejauh masih dalam kepahaman bahwa :

Segala sesuatu yang kita miliki sebenarnya adalah pinjaman dari Yang Maha Kaya

Namun jika ihwal ini terlupakan maka sesuatu yang tidak diharapkan akan terjadi. Jadi, butuh sebuah usaha agar membuat kita tetap ingat koridor yang telah disebut di atas.

Apabila diinginkan, anda bisa saja membayangkan mengenai barang/benda yang paling anda sukai. Kemudian imajinasikan bahwa pada keesokan hari benda tersebut hilang atau dicuri atau rusak. Nah bagaimana perasaan anda? Reaksi yang diharapkan adalah anda dapat tetap tenang dan mengembalikan  segala sesuatu tersebut pada koridor bahwa kita memang sejatinya tidak memiliki apapun, karena semuanya adalah milik Allah subhana wataala. Dan dengan ini pulalah anda dapat tetap tegar walau barang tersebut berupa motor, rumah atau lebih dari itu. Semakin sering mengingatnya maka semakin siaplah kita untuk kehilangan.

Lalu rasa memiliki ini juga dapat terkait dengan selain benda, yaitu manusia. Seperti orang tua, anak, istri, suami, adik, paman, bibi dan lain sebagainya. Maka bagaimanakah seharusnya kita bersikap? Menurut saya berkenaan dengan sikap kita, tidak lain bahwa kita juga mesti kembali pada hal pokok yang telah kita bicarakan tadi. Bahkan orang yang kita sayangi pun sejatinya adalah milik Allah. Dan itu berarti, kita bukanlah pemiliknya. Maka persiapkanlah diri kita jika sewaktu waktu orang tersebut di panggil oleh Allah subhana wataala.

Anda bisa membayangkan bahwa pada keesokan hari ketika anda pulang dari beraktifitas seharian. Tepat di ujung jalan menuju rumah anda mulai terlihat kerumunan orang. lalu dengan perasaan biasa biasa saja anda meneruskan perjalanan. Tetapi  anda semakin heran karena ternyata kerumunan tersebut berasal dari rumah anda. Dan begitu anda sudah berada cukup dekat, dengan jelas terlihat beberapa anggota keluarga yang sedang menangis dan beberapa yang lain berusaha menenangkannya. Hati anda berdebar lalu dengan tergopoh mencoba menghampiri salah satu dari mereka. Dan begitu selesai bertanya lantas anda mendapat sebuah jawaban singkat yang mengejutkan, bahwa orang yang paling anda cintai sudah meninggal dunia.

Nah begitulah kira-kira yang mungkin terjadi pada setiap diri kita. Dan sekali lagi, sungguh sangat penting bagi kita untuk mempersiapkan hal ini. Maka pahamilah benar benar tentang batas batas rasa memiliki yang dibolehkan agar kita mampu menjadi yang tegar di tenang-tengah gelombang kedukaan yang melanda.

Cukup segini dulu tulisan saya, semoga dapat diambil manfaatnya ^_^

3 comments:

wah...ending nya bisa jadi prolog tulisan ana di MP nih..:P

btw, jadi ingat pesannya Aa Gym. bahwa dalam hidup, kita perlu mengambil prinsip tukang parkir, yang gak pernah marah atopun stress ketika mobilnya satu-persatu dibawa orang pergi, karena dari awal, dia sudah percaya dan menganggap bahwa semua itu hanya titipan saja..hmmph..kalo diimplementasikan dikehidupan emang gak mudah.. tapi..bukan gak mungkin kan.. ^_^


kebiasaan buruk saya: jarang merasa memiliki, tapi begitu akan pergi.....baru deh


sedih itu: segelas jamu di sore hari. Pahit tapi berkhasiat. Bisakah dibayangkan hidup tanpa kesedihan? Pasti kalo ga pernah sedih, juga ga bisa bahagia. Bukan begitu? ;)

coz bliss comes soon after the sadness is faded away. So, keep your happiness in line with your heart everyday ^_^


Post a Comment

Tinggalkan Pesanmu

Followers


The Fellowship of Blog

Recent Posts

Recent Comments