Mari Bersastra

Labels: ,
Ada apa gerangan dengan situs Kemudian.Com, acapkali mencoba turut berbagi sastra di sana, tetapi tetap saja tidak bisa ^_^

Situs itu telah jadi teman saya melukis panorama hati selama hampir seratus pekan ini. Dulunya jadi wadah karya yang beda warnanya, dan merasa aman ditempatkan di sana. Karena tak semua mampu mensari artinya yang beda warna tadi, hehehe ^_^

Tapi belakangan, setelah wawasan ini sedikit dibukakan oleh Robb Semesta perihal makna bersastra, barulah saya terjaga dari haluan itu. Lewat secoret tulisan ini pula, saya ingin mengajak para pembaca untuk bergiat diri dalam bersastra. Karena -saya rasa- sungguh banyak manfaatnya. Saya coba menghidangkannya lewat sesajak singkat.

Dan sekarang tatkala situs tersebut sedang terganggu, bukankah tak mengapa bila saya berbagi sesajak itu di sini sahaja? Kendati masih berlawang hati karena telah menulis dua puisi sebelum ini, saya mencoba menulis lagi, hanya untuk berbagi. Jadi semoga dapat dipetik ranum buahnya dan diambil sari manisnya.


Buat Apa kita Bersastra?

Jika ada tanya perihal kenapa bersastra
Ilmuku tak jamak beranak
Hanya paham seserpih sahaja

Pujangga dapat menghimpun waktu
Dalam jejalin kata berkesan
Harum semerbak hingga beberapa kurun kedepan
Tak surut manusia meneguk manisnya,
Mengambil sarinya

Ada lagi,

Ajarkanlah sastra kepada anak-anakmu,
karena itu mengubah bocah pelasi menjadi perwira
begitu kata penghulu satria

Dan ada lagi,

Tak usah lupa,
Sastra ilahilah yang menuntun manusia dalam belasan abad dunia
Bukan begitu?

Dan kurasa masih banyak lagi selain itu.

(Baiti - Pontianak, 28 Oktober 2009)
http://www.kemudian.com/users/al-faqir


0 comments:

Post a Comment

Tinggalkan Pesanmu

Followers


The Fellowship of Blog

Recent Posts

Recent Comments